Saturday, October 19, 2013

kenapa itu lagi, gak belajar kah? atau mmg suka

Kenapa itu lagi??? Kenapa begini lagi? Apa susahnya tidak menambah tidak mengurang. Real sajalah. Tak perlu keliatan baik tapi menyimpan busuk. Mgkn karna belum pernah merasakaan apa yg kurasa? Coba balikkan saja. Btapa pentingnya sebuah kejujuran. Smua org berhak mendapatkan kepercayaan tapi gak org yg ulang2 kesalahan yg sama. Kenapa setiap hukuman di penjara beda2 krn masih ada org berhak dapetin previlage ada juga yg pantas di hukum mati sekalian.

Capek. Mungkin suatu saat aku akan kelelahan dan terus membiarkan dan melepaskan. Biar jauh. Biar tak perlu mendengar apa yg tak perlu ku dengar.

Tuesday, February 8, 2011

kabulkan

tuhan, kabulkan saja doa ku.. itu saja.. amien...

pengen ini cuma bohong

kalau ada orang yang tak suka di bohongi, tapi kali ini aku berharap ini ada kebohongan terbesar dalam hidupku.. banyak yang ingin kumuntahkah disini.. tapi rasanya engan untuk berbagi. bukan pelit, tapi aku hanya merasa ini hanya terlalu berat untuk di bagi.. mungkin suatu saat nanti.. tah kapan itu :(

Wednesday, December 22, 2010

bukan kuantitas tapi kualitas

kenapa kamu harus berfikiran, kalau ibu2 yang bekerja tidak bisa mengurus anak dan RT.. bukan berarti pernah melihat ketidak berhasilan seseorang maka kamu akan terus berpikiran sama.. kalau semua ibu pekerja itu tidak bertanggung jawab terhadap anak dan keluarganya.. aku juga di lahirkan dari keluarga yang dibesarkan dengan ibu yang bekerja, bahkan ada masa2 ketika aku SMP mama malah melanjutkan kuliah nya.. semakin jarang saja ketemu mama di pagi hari sampai sore hari.. karna dia harus mengajar, kuliah, mengerjakan tugas, bahkan sesekali berkumpul dengan temannya mencari bahan kuliah.. tapi apa yang terjadi? Tak ada satu pun anaknya yang berkelakuan aneh.. karna kami tak kurang kasih sayang.. masi ada malam hari, dimana mama, ayah makan bersama di meja setelah sholat magrib, makan sambil bercerita tentang kejadian hari ini, walaupun bagi sebahagian orang ada hal yang dilarang berbincang2 di meja makan, tapi buat kami itu adalah salah satu menjalin komunikasi dirumah. atau ketika semua berkumpul di depan TV sambil menonton sinetron cenggeng. dan mama yang tetap mengawasi aku belajar dan membuat PR.. smua dia lakukan sebagai ibu yang berperan ganda, sebagai ibu, pengajar, dan juga mahasiswa.. tapi kami tak pernah komplain akan kesibukannya.. karna bukan quatitas jam pertemuan yang kami butuhkan, tapi kualitas kebersamaan yang selalu jadi high prioritas semua..

dan kejadian berulang.. aku pun sudah terbiasa mandiri. karna mama mengajarkanku untuk bisa memenuhi segala kebutuhan ku sendiri dengan uang jajanku. tak heran kami 6 bersaudara, bukan juga sangat pas2an, bukan juga bergelimang harta.. tapi mama harus pintar2 menanamkan prinsip tidak manja terhadap anaknya.. maka ketika aku sudah kuliah pun pengen rasanya gak membebankan kedua orang tuaku walaupun hanya sekedar uang jajan dan uang kuliah ku.. dan aku pun terbiasa bekerja, terbiasa punya penghasilan sendiri, dan terbiasa menyisihkan sedikit uang ku untuk di tabung dan kebutuhan rumah walaupun tak seberapa mana..

dan ketika aku menikah pun, dengan izin suami yang sangat mendukung istrinya bekerja. mendorong semangat ku untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa menyokong kebutuhan RT.. Sebenarnya memang gaji suami ku pun lebih dari cukup.. apalagi ditambah gaji ku untuk orang yang baru menikah sudah lebih dari cukup. bahkan berlebih jika kami tipe yang berfoya.. tapi karna hidup bukan untuk hari ini, aku pun lebih suka menabung, bahkan dari tabungan kami mobil, tanah dan rumah bisa kami beli dengan kumpulan lembar demi lembar penghasilan.. memang ada jeda ketika aku hamil, saat itu aku berhenti bekerja.. memikirkan untuk hanya membesarkan anak dirumah dan berusaha mencukupi gaji suami untuk memenuhi kebutuhan kami.. so far memang tak pernah sekali pun aku mengeluh kekurangan uang..

smua berjalan baik2 saja. hepi bisa dirumah melihat setiap perkembangan si anak, duduk, merangkak, jalan, berlari dan ucapan pertamanya aku selalu ada disampingnya.. hingga suatu hari berawal dari obrolan ringan antara aku dan suami.. dia tanya, "gimana ya mi kalo tar pipi gak di perpanjang lagi di kantor". (ya, memang sistem kerja di perusahaannya berdasakan kontrak. dan berhubung juga ini NGO yang hanya beroperasi di saat masa emergency) besar kemungkinan juga cuma bisa bekerja sampai akhir tahun ini. (itu sekitar pertengahan 2009) dan aku juga mikir. ya ampun, bakal kasi susu apa ya ni anak, gimana sekolah nya, apa alangkah kami menikah belum matang.. ketakutan, was2, dan merasa beban itu yang aku fikirkan. walaupun dia bilang, gausah dipikir kali. itu urusan pipi yang mikirin gimana kedepannya.. 

dan tak lama disaat ketakutan itu, dapat sebuah tawaran bekerja.. ditempat yang sudah sangat familiar bagi ku.. mama langsung bilang, ambil aja, aurel urusan mama.. (ya, saat itu mama udah masuk ke masa pensiunnya) aku juga mikir, mungkin gak ya ninggalin aurel yang baru berusia 1 tahun 4 bulan, masa si aku tega dia jauh dari aku, walaupun saat itu dia udah bisa minum susu formula karna pernah aku ajarkan di masa2 aku harus ke kampus mengejar skripsi yang tertinggal. binggung, kalut.. di satu sisi gak tega tinggalin anak. disisi lain ini kesempatan aku bantu suami yang belum bekerja di tempat yang permanent.. ah di masa2 aku binggung suami juga memberi dorongan.. kan ci masi bisa main sama aurel pulang kantor, malam juga bisa, jangan takut, dia di tangan yang bener kok.. itu lah yang kutakutkan,.. anak ku akan lebih lengket dengan neneknya di bandingkan dengan aku yang sering meninggalkan dia untuk bekerja

tapi apa, 1 tahun lebih aku sudah bekerja.. tak ada satu pun perubahan sikap anak ku,. dia tetap sayang padaku, kurasa dia pun tau, aku bekerja bukan menghindar dari pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, bukan karna ingin hepi2 diluar tanpa harus mengurusnya.. setiap bekerja aku selalu memandikannya, pulang kantor pun kadang dia tetap mandi dengan ku, aku masi bisa tetap bermain dengan nya, masi bisa nonton spongebob atau bernard bear, masi bisa berjalan2 di sore hari sekedar mengisi waktu yang luang,  dan banyak hal yang masi bisa ku lakukan sepulang kantor ku. menyuapinya, bahkan dia selalu pintar memiilih malam hari untuk buang hajat biar aku yang tetap mengurusnya.. dan tentu aku punya sabtu dan minggu untuk tetap di rumah berbagi kehangatan.. trus apa bedanya aku dengan ibu2 rumah tangga lainnya? masalah kuantitas tadi??.. buat ku yang terpenting adalah kualitas.. terserah kamu mau bilang apa.. yang penting mereka bahagia tetap dalam pengawasannku

dan benar saja akhir, tahun 2010 ini  adalah tahun terakir suami ku bekerja di perusahaan nya itu. bisa kamu bayangkan jika aku tak bekerja.. bisa kamu bayangkan dengan apa kami harus membeli susu? tak mungkin hanya berharap pada pesangon yang diberikan, itu juga akan habis. apa kamu mau tau? apa kamu mau membantu? ah kerja mu hanya mencibir, dan hanya merendahkan kami kaum ibu pekerja.. jika aku punya pilihan, suami yang bekerja tetap dengan penghasilan yang berkecukupan, aku juga akan sama seperti mu.. ingin dirumah, mengantar anak sekolah, dan menjadi ibu rumah tangga.. tapi aku juga tak janji.. jika aku bisa bekerja sambil berusaha menjadi ibu yang baik.. kenapa aku harus tetap dirumah?

semangat ibu2 pekerja, mudah2an tetap bisa menjadi ibu yang tahu waktu, tugas, hak dan kewajiban, tetap menjadi ibu yang bertelingga tebal walaupun suka di gosipkan  yang tidak2.. hahaha.. anggap saja mereka hanya tidak punya kesempatan yang sama dengan kita :)

cheers
 



Tuesday, December 21, 2010

finally

horeeeee.. punya blog.. syeneng.. tapi tetep gak ngerti untuk apa.. hihihi.. ah yang penting bisa nulis, dan ngerasa lebih private dari FB.. isinya si beberapa dah di posting dari FB, tapi sempet takjub juga, otak bolot ku kadang bisa nulis cerdas.. hehehe.. anggap ini bener2 diary online ku, dan mudah2an gak pernah lupa ama paswornya.. hehehe.. welcome to blogger life *ngucapinkedirisendiri :D

dipaksa oleh kehidupan

Lamunanku di suatu malam sambil menunggu menu makanan sampai di hadapan ku, aku di kejutkan oleh suara anak kecil yang tiba2 menawarkan jasa semir sepatunya.. padahal hari itu aku aku hanya mengenakan sendal jepit kesayangan ku.. dan pasti walaupun hati iba, tak mungkin aku menyodorkan kaki ku untuk di semir.. dan dia pun mencoba menawarkan jasanya ke meja2 lainnya.. saat itu aku berpikir.. apa mungkin dia mencari "mangsa" sedangkan itu sudah menunjukkan pukul 9 malam. yang artinya terlalu telat untuk pegawai kantor untuk ngeloyor jam segitu, pasti lah kebanyakan hanya pasangan atau keluarga yang menghabiskan waktu nya jam segitu, dan kebanyakan dari mereka hanya menggunakan sendal sama seperti ku.

aku pun flash back ke beberapa belas tahun ke belakang, di umur segini pasti aku sedang di balik buku di paksa belajar pelajaran untuk besok sambil terkantuk2, dan sesekali cubitan kecil mendarat di paha kalau aku tiba2 mencuri tidur disela2 waktu belajarku.. kesal rasanya, pengen merasakan bebas tanpa perlu belajar. bebas mau ngapain aja.. tapi tentu aku akan sangat menyesal jika tidak menuruti ke 2 orang tua ku.. mau jadi apa aku dari kecil kalau susah diatur.. tapi pasti di kepala anak2 jalanan ini ada akan berbeda dengan pikiran ku waktu kecil.. mereka rindu akan kehangatan rumah, ingin belajar dan bermain tanpa harus terbebani mencari penghasilan sendiri, seharusnya mereka sedang di belai sayang di tempat tidur yang nyaman dan bangun pagi tinggal menggunakan seragam sekolah, mengisi tasnya dengan setumpuk buku dan belajar menjadi seorang anak SD tanpa harus memikirkan semir sepatu sudah habis, atau mereka yang harus di kejar2 kamtib karna dianggap anak jalanan yang meminta2..
tapi kenapa mereka tak bisa merasakan menjadi anak normal seperti yang kurasa.. tentu karna tidak semua kita terlahir dengan keadaan sama.. beruntung aku bisa mengenyam pendidikan tanpa bersimbah keringat, tapi tak bisa menutup mata banyak ada pula yang kurang beruntung seperti mereka harus membanting tulang demi membantu ibu mereka.. kupikir kemana orang tua mereka, sudah melahirkan anak. tapi tidak bertanggung jawab untuk masa depannya.. tapi setelah aku tau ternyata banyak di antara mereka memang adalah orang2 pinggiran. ibu yang hanya mengais sampah, ayah perkerja serabutan. jangan kan untuk sekolah, makan pun mereka terkadang harus berpuasa.. dan kadang mereka mempunyai banyak anak dirumah. dan tentu ujungnya anak2 itu terlantar dan harus menghidupi diri mereka sendiri..

seharusnya anak2 ini sedang bersenda gurau dirumah, tapi mereka dipaksa oleh hidup untuk lebih tua beberapa taun dari umur seharusnya.. dipaksa untuk menantang kerasnya hidup di umur yang sangat belia..

Tiba2 jadi teringat seorang kakek ketika aku SD, dia sudah sangat tua, tak tehitung lagi jumlah kerut di wajahnya.. tangannya sering gemetar. dan kalau sudah kelelahan dia hanya duduk sambil membuka botol Aqua kusam untuk di teguknya.. aku ingat, bahkan sangat ingat. setiap guratan wajahnya.. dia menaiki sepeda untuk menjajakan kue kampung di dalam keranjang reotnya.. dia selalu bersandar di dinding SD ku yang berlumut. menunggu anak2 yang masi suka kue kampung ketimbang makanan moderen yang waktu itu masi bertaraf hanya somay, atau limun yang mengugah selera.. aku selalu membeli moci yang di jajakan.. suka sekali, walaupun sebenarnya aku lebih suka mie goreng.. tapi rasanya membeli jajajan yang di jual si kakek mempunyai nilai sendiri.. kadang aku menghayal, mungkin dirumah kakek itu sudah menunggu istri yang sakit, atau segudang cucu yang berharap jualan si kakek laku dan uang keuntungan bisa di jadikan beras untuk makan..

sedih kalo di pikirin. seharusnya kakek itu dirumah. menikmati masa2 tuanya, bukan bekerja mengayuh sepedanya melawan terik matahari demi sesuap nasi.. dimana anak2nya? kenapa mereka membiarkan kakek tua ini tetep bekerja.. apa mereka memikirkan seperti yang aku pikirkan? atau malah mereka sangat menikmati menunggu dirumah sedangkan sang ayah bekerja penuh peluh.. kenapa si kakek masi di paksa tetap muda, dipaksa untuk tetap mampu menjadi mesin uang buat keluarganya.. tapi mungkin dia memang orang yang suka bekerja mencari sesuatu, bukan yang menunggu keajaiban datang

terlalu banyak orang yang dipaksa oleh hidup. melakukan yang seharusnya tidak mereka lakukan.. Mungkin mereka tak seberuntung kita.. tapi mereka jauh tau cara menantang kejamnya hidup.. trus kenapa kita masi suka mengeluh sedangkan nasib kita tak lebih buruk dari mereka kan?

di penghujung waktu

aurellllllllllllllll.. aurelllllllllllllll.. ya ampun ngompol lagi.. kemarin ngompol, hari ni ngompol. apa dulu mau nya.. udah gede, masi juga gak bisa dibilang..
itulah yang terjadi di suatu sore.. kejadian yang menjengkelkan.. lelah, ngantuk, mual, dari pulang kerja. tapi disambut dengan hangatnya air pipis di tempat ditidur.. kesel gak terkatakan.. langsung mengantikan seprei sambil ngomel seribu bahasa..

tapi aku mikir dia ngerti gak ya dengan bahan omelan aku? sampai tiba2 malam ini.. aku kembali berfikir dialog yang pernah pipi bincangkan dengan aku

"mungkin gak ya, kalo kita tua tak berbentuk nanti aurel gak akan marah kalo kita ngompolin tempat tidurnya, atau kira2 dia mau gak ya cebokin kita kalo tiba2 pup dalam celana kayak yang sering dia lakukan, atau marah gak dia kalo kita gak mau makan sambil melepeh nasi yang disuap kan dengan susah payah ke dia"??

dheg.. aku mikir.. jangan2 dia akan mencampakkan aku ke panti jomppo karna tak tahan dengan tingkah tua kami kelak, atau dia akan malu dengan miminya yang sudah tua renta dan tak tau ini hari apa? ya tuhan..mudah2an dia bukan tergolong anak yang tertutup hatinya..

tapi tak perlu menewarang begitu jauh.. dirumah ini pun aku membayangkan 2 orang tua ku.. umur mereka memang tak muda lagi.. bahkan sudah kepala 6.. cucu sudah selusin dan aku akan segera memberikan cucu yang ke 13 kelak.. aku selalu berpikir.. apa yang sudah aku berikan untuk mereka.. dari aku kecil tak ada yang begitu istimewa.. tak pernah rangking satu, kuliah pun sukur tamat, tapi setidaknya aku tak pernah juga mempermalukan mereka karna ulah tolol. smua biasa saja.. trus apa yang bisa kubanggakan..

setelah aku dinikahkan, malah aku menambah beban untuk mama yang udah membesarkan aku dengan menghadiahi menjaga anakku.. ya dia benar2 menjaga anakku dari 0 sampai sekarang.. walau kadang suka bentrok tentang cara membesarkan anak, setidaknya dia jauh lebih berpengalaman membesarkan 6 orang anak tanpa cacat, berhasil dikuliahkan, bahkan di benci dokter karna jarang sakit.. lalu aku berfikir.. apa yang sudah kuberi ke pada mama selain menambah beban :((.. (mulai mewek)

aku pengen jadi anak yang terpilih, menjaga mereka sampai mereka bangga kepada ku, berdoa ke padaNya, jika kelak nanti aku di perkenankan tidak bekerja tapi suami ku punya pekerjaan yang tetap dan hasil yang baik untuk bisa mengurus mama dan ayah dan tentunya anak2ku.. aku ingin melihat smua detik demi detik, sama seperti mereka melihat setiap detik perkembangan ku.. walau mrk bekerja selalu sempat menanyakan sudah atau belum aku mengerjakan PR, sudah atau belum aku makan,aku cuma ingin membahagiakan mama yang seperti wonder women bagiku.. bangun di pagi hari, mengurus suami dan anak,dulunya bekerja, pulang sempat mencari tambahan uang, berkebun, dan punya masakan yang tiada dua didunia.. :(( oh mama...

aku akan menjaga mereka, bahkan tak akan pernah bosan mengingatkan ini hari apa jika mereka lupa, atau menjawab pertanyaan yang diulang2 beribu2 kali ditanyakan, atau menanyakan mereka sudah minum obat atau belum, aku benar2 ingin membahagiakan mereka..
tapi bersukur, sampai detik ini mereka masi berjalan dengan tegak, masi makan dengan tangannya, masi bisa bercanda dan mengomeli ku kalau salah, bisa membuat aku sangat bahagia terlahir dari mereka :).. ya tuhan biarkan mereka bahagia.. jauhkan dari segala penyakit yang menyiksa.. dan aku rasa belum telat untuk membahagiakan mereka.. cukup dengan tak membuat mereka naik darah karna kemalasan ku yang luar biasa, atau minimal memperhatikan dan membantu mereka bekerja itu lah yang membuat mereka bahagia.. bukan memberikannya materi dan berlimpah tapi jarang mengunjungi,tapi mereka butuh dihargai..  Ingin seperti mama yang merawat nenek tanpa pamrih.. ya Tuhan bahagiakanlah mereka, berikan kesehatan selalu sampai mereka bisa melihat cicit mereka yang akan selalu berkumpul mengelilingi mereka penuh cinta..

mudah2an aku bisa membahagiakan mereka sampai di penghujung waktu ku :)

i love my family